Kamis, 27 Oktober 2011

kekuatan gaib menaikkan ego


Kekuatan Gaib Menaikkan Ego
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai
Hsihu, Formosa, 24-27 September 1988
 

 
Tahukah kalian alasan saya melarang kalian menggunakan kekuatan gaib? Sekalipun kalian memiliki kekuatan gaib, kalian tidak perlu menggunakannya. Mengapa? (Seseorang menjawab: Karena akan mempengaruhi siklus sebab dan akibat.) Itu bukan alasan yang utama. Apa lagi? (Seseorang menjawab: Ego.) Benar! Ini sangat penting! Praktisi rohani tidak boleh memiliki ego semacam ini, yang akan menghalanginya untuk terbebas dari tiga alam penderitaan karena "individu/pribadi"-nya masih ada dan terpisah dari semesta. Sebab kita memiliki konsep "individualistis" sehingga kita bertransmigrasi antara kelahiran dan kematian. Kita memiliki tubuh-tubuh "individu", yang merupakan alasan kita memiliki masalah-masalah "individu", karma "individu" dan pahala "individu".
Bila kita tidak memiliki konsep pemisahan ini, maka kita satu dengan semesta, satu dengan semua Ciptaan. Ini merupakan tingkat yang tertinggi. Mungkin kalian masih tidak mengerti tingkat ini maka saya akan jelaskan ini kepada kalian secara singkat. Seorang praktisi rohani yang bertingkat paling tinggi, tidak peduli akan keadaan apapun; dia tidak terbelenggu pada keadaan apapun. Bila dia jatuh sakit, dia sakit; saat dia basah kuyup terkena hujan, dia basah kuyup; saat angin bertiup ke arahnya, dia tertiup. Dia tidak takut saat ada badai; dia tidak peduli saat hujan; sebab semua ini hanyalah kejadian alam.
Sebagai contoh, kita mungkin tidak menyukai badai, tetapi ada tempat-tempat yang membutuhkan angin; kita mungkin tidak bahagia saat hujan, tetapi para petani membutuhkan hujan untuk mengolah tanah. Seandainya kita berdoa agar hujan berhenti sebab hal itu lebih baik bagi kita, tetapi bila hujan itu dibutuhkan oleh petani di beberapa tempat tertentu dan dalam musim-musim tertentu, maka apa yang seharusnya terjadi? Karena itu, Tuhan tidak dapat memenuhi seluruh doa kita pada saat yang sama; sebagian orang berdoa agar hujan; sebagian berdoa agar matahari bersinar; sebagian lebih menyukai angin kencang dan sebagian menyukai salju. Sebagian orang mengira indahnya saat bersalju, walaupun ada orang-orang yang membencinya karena terlalu dingin. Mereka tidak dapat menumbuhkan sayur-mayur, mereka tidak dapat memperoleh penghasilan, atau mungkin buruk bagi kesehatan mereka. Bila Tuhan sekalipun tidak dapat memenuhi harapan-harapan setiap makhluk hidup, maka mengapa kita harus terlalu mempedulikannya?
Ada seorang raja pada jaman Cina kuno. Suatu hari, dengan pakaian hangat dalam jubah bulu tebal yang indah, dia duduk dalam istananya memandang keluar dari balkon, dan berseru, "Wah! Demikian indah dan menawan saat turun salju!" Dia menyukainya sehingga dia tekun berdoa kepada Tuhan untuk mengirim lebih banyak salju, sementara dia duduk di sana menikmati pemandangan. Kemudian, pejabat-pejabatnya melaporkan kepadanya bahwa banyak rakyatnya mati kedinginan dan kelaparan, tetapi raja tidak dapat mengerti. Dia hidup dalam suatu istana dan mengira bahwa salju sangatlah indah! Sangat mungkin, ada fasilitas pemanas dalam istana, dan dia mengenakan jubah bulu tebal yang indah. Tentu saja, dia tidak dapat mengerti!
Kebijaksanaan didalam Kebahagiaan, Kemarahan, Kesedihan dan Kegembiraan
Semua kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan di dunia ini merupakan pelajaran-pelajaran agar kita pelajari. Tanpa melalui semua emosi ini, kita tidak dapat mengerti perasaan para makhluk hidup. Lihatlah, baru hujan tadi malam, tetapi kalian telah merasa tidak nyaman tinggal dalam tenda kalian. Kalian mulai panik, mengasihani diri kalian sendiri dan banyak mengeluh. Walaupun kalian dapat melihat saya di sini, kalian masih mengeluh hanya karena sedikit susah dan tidak nyaman pada saat-saat hujan. Walaupun kalian dapat melihat saya, kalian masih tidak cukup bahagia untuk melupakan hujannya. (Guru tertawa.) Bahkan lebih buruk orang-orang yang hidup dalam kepahitan sepanjang hidup mereka, tanpa sedikit pun kebahagiaan yang mengimbanginya atau keadaan apa pun yang dapat membuat mereka tertawa.
Saat kita dalam penderitaan, kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan yang memberi kita kesempatan untuk mengembangkan belas kasih kita. Bila, saat kita menderita, belas kasih kita masih gagal untuk muncul, maka kita harus mengasihani diri kita sendiri. Kita harus mawas diri mengapa kita sekaku batu! Saat kita bahagia, belas kasih kita seharusnya juga muncul, dan pikiran kita seharusnya bersama dengan mereka, orang-orang yang menderita. Saat kita dalam penderitaan, kita seharusnya lebih berbelas kasih dan memikirkan orang-orang yang sependeritaan, atau yang lebih menderita daripada kita setiap hari. Ini artinya "selalu bersama Tuhan dalam apapun yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari". Belas kasih kita merupakan "Tuhan" dan kasih kita merupakan "Tuhan". Bila kita kehilangan kasih dan belas kasih kita, maka kita sangat jauh dari Tuhan. Itulah Tuhan adanya; Tuhan tidak memiliki rupa yang tertentu.
Saat bermeditasi, kita seharusnya mengamati Cahaya Batin dan merenungkan Suara Batin, karena Cahaya dan Suara ini mengandung belas kasih dan cinta kasih yang agung. Semakin kita berkomunikasi dengan Mereka, semakin berbelas kasih kita jadinya. Kita tidak memandang pada Cahaya karena sangat indah, atau mendengar pada Suara karena sangat menarik. Tidak, tidak! Karena belas kasih dan Cinta kasih semesta yang Mereka kandung merupakan suatu jenis pengobatan yang dapat menyembuhkan gejala-gejala mementingkan diri sendiri, keangkuhan dan berhati dengki. Tanpa pengobatan yang unggul ini, tiada penyembuhan bagi penyakit keserakahan, kemarahan dan kebodohan kita.
Tetapi, ada saat-saat kita gagal menyediakan cukup upaya untuk bermeditasi dan olah rohani, dan Tuhan harus mengirimi kita berbagai penyakit, bencana atau penderitaan untuk memaksa kita belajar lebih cepat. Karena kita tidak melakukan pengobatan yang unggul untuk menyembuhkan diri kita sendiri, kita hanya dapat melakukan pengobatan yang rendah mutunya pada waktu-waktu demikian. Sebagai contoh, sebagian pasien tidak menyukai ramuan Cina, maka kita harus menuliskan obat-obatan barat bagi mereka. Dan bila mereka tidak menyukai obat-obatan barat juga, dan mereka sakit parah, maka kita hanya dapat "memotong" atau melakukan pembedahan. Karena itu, saat seorang pasien tidak sakit parah, dia dapat meminum ramuan Cina agar sembuh perlahan-lahan. Tetapi bila keadaannya parah, kadang-kadang kita harus cepat-cepat memberinya obat-obatan barat atau suatu suntikan yang terasa sedikit sakit, tetapi lebih efektif. Bila penyakitnya sungguh kritis, maka dia membutuhkan suatu operasi. Atau, dia dapat meninggal, meninggalkan tubuh ini dan mengambil tubuh yang lain.
Karena itu, kita tidak seharusnya takut menderita; tetapi kita harus khawatir bila tidak memiliki kekuatan untuk menanggung penderitaan. Kita seharusnya berdoa agar Tuhan memberi kita ketabahan yang lebih besar. Apakah ketabahan? Ketabahan merupakan tingkat yang tertinggi, yang tidak hanya memerlukan tenggang rasa tanpa mengeluh, tetapi juga rasa syukur sepenuh hati. Saat kita makin meningkat, kita tidak terganggu oleh keadaan apapun. Apapun keadaannya, kita biarkan terjadi; tidak menyangkut kita. Pada saat itu, kita benar-benar terlepas dari dunia. Kita tidak terikat pada kebahagiaan, kemarahan, kesedihan atau kegembiraan, dan kita juga tidak merasa takut. Seperti halnya orang-orang dunia, kita juga dapat bahagia, marah, sedih atau gembira. Tetapi kita melakukannya seperti penonton, berdiri pada garis tepi mengamati orang lain sedang bahagia, marah, sedih atau gembira, daripada menenggelamkan diri kita dalam emosi-emosi ini. Kita dapat melihatnya kapanpun kita inginkan, dan bila kita tidak ingin melihatnya, kita dapat mengabaikannya. Serupa dengan menonton televisi - kita menekan tombol saat kita ingin menontonnya, dan saat kita tidak menginginkan, kita mematikannya. Serupa juga dengan mendengarkan kaset audio. Saat kita ingin mendengarkan musik melankolis, kita memutar kaset jenis tersebut. Dan saat kita merasa cukup, kita dapat cepat-cepat memutar kaset yang lain.
Bila kita dapat berperilaku demikian saat kita di dunia ini, maka semua kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan akan memberi kebijaksanaan kepada kita. Di dunia ini, kita hidup bersama orang-orang lain. Maka, tidak mungkin menghindari kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan, karena kita harus berhubungan dengan mereka. Sama seperti sebuah cermin yang tidak dapat berbicara. Bila kalian buruk, ia memperlihatkan penampilan kalian yang buruk; bila kalian cantik, ia memperlihatkan wajah kalian yang cantik. Bila kalian memiliki dua tanduk pada kepala kalian, ia akan memperlihatkan kedua tanduk kalian. Bila kalian memiliki taring-taring yang panjang, ia pasti akan memantulkan taring-taring itu. Ia tidak akan merias kalian, menyembunyikan taring kalian atau menghilangkan tanduk kalian. Itu hanyalah suatu cermin yang selalu memantulkan dengan jelas dan jujur. Sama halnya dengan praktisi rohani. Saat hidup di dunia ini, kita juga akan memiliki kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan seperti halnya setiap orang lain di dunia karena mereka merupakan pantulan keadaan yang kita alami.
Maka, walaupun makhluk tercerahkan luarannya tampil memiliki emosi kegembiraan, kemarahan, kesedihan dan kebahagiaan, dalam kenyataannya, dia tidak demikian. Dia dapat mengubah emosinya dengan sangat cepat. Bila dia ingin tertawa, dia dapat melakukan demikian dengan segera. Atau bila dia inginkan, dia dapat menangis seketika. Dia dapat mengubah dari menangis menjadi tertawa dengan segera. Kita tidak mengetahui apakah dia kecewa atau bahagia, karena hanya sejenak yang lalu dia mungkin berlinang air mata memaki orang-orang, tetapi saat ini dia bisa saja sedang tertawa. Jadi dia sangat tenteram dengan kegembiraan, kemarahan, kesedihan dan kebahagiaan. Dia tidak dikendalikan oleh emosi-emosi ini, dan kadang-kadang dia dapat mengecoh mereka agar selaras dengan yang lain.
Kita telah mendengar tentang Orang Suci Jigong yang hidup (seorang biarawan Buddha yang tercerahkan dan ringan hati yang dipuja secara luas sebagai seorang suci setelah dia wafat) dan kekuatan gaibnya yang besar. Dia dikenal sangat tenteram batinnya. Tetapi, banyak orang mengatainya gila dan memanggilnya "Si gila Ji". Tetapi sebenarnya dia berpura-pura gila. Sebagian orang melihat dia menikmati daging dan minum anggur. Tetapi kebenarannya adalah bahwa dia sedang berpura-pura demikian. Karena pada dasarnya dia tidak memiliki keinginan untuk makan atau minum, apalagi makan daging atau minum anggur! Sebagian orang ingin mendapatkan bukti dan merebut tulang yang sedang dia gerogoti, tetapi tulang itu berubah menjadi labu botolnya. Kadang-kadang dia terlihat sedang duduk dan makan daging. Tetapi saat dia berpaling, seseorang hanya dapat melihat dia sedang mengucapkan sutra. (Guru tertawa) Tidak tampak ada daging apapun!
Karena kita mahluk hidup tidak dapat menyelami tindakan para Praktisi Agung dan menghakimi begitu saja, kita berpindah dari kehidupan ke kehidupan. Para Guru Agung datang; kita melihat tiada yang istimewa padanya. Para guru kecil datang; kita juga tidak dapat membedakan. Sebagian orang telah mengikuti saya sejak lama. Mereka juga telah hidup bersama saya selama beberapa waktu. Tetapi mereka berkata bahwa ajaran saya sama seperti mereka yang lain. Mereka orang-orang yang tidak berlatih dan tampil seperti saya, tetapi kenyataannya ada banyak perbedaan.
Kekuatan Gaib Menaikkan Ego
Maka, kesimpulannya adalah bahwa kita tidak boleh menggunakan kekuatan gaib. Dimana ada kekuatan gaib, pasti akan ada ego. Bila kita dapat mengendalikan semesta ini, ego akan ada di sana. Bila saat ini saya berkata, "Tidak akan ada hujan. Berhenti hujan!" dan hujan segera berhenti, tidakkah kalian semua akan sangat gembira, bertepuk tangan dan bersorak-sorai? Maka sejak itu, kalian akan datang sepanjang hari memohon kepada saya, "Guru, buatlah agar tidak hujan!" Maka mereka yang menyukai hujan akan berkata, "Guru, jadikan hujan agar menjadi makin romantis! (Hadirin tertawa) Akan menyenangkan duduk di dalam mendengarkan derai hujan. Akan lebih sejuk demikian." Maka saya akan sibuk tiap hari menangani pikiran-pikiran dalam benak kalian: mohon matahari pada suatu saat, dan mohon hujan setelahnya. Akan sangat menyusahkan. Dan saya sendiri juga akan merasa sangat bangga. Bila setiap saat kalian memohon sesuatu, saya segera melakukannya tepat di depan kalian, ego saya akan bertumbuh makin besar dan makin besar dengan tidak terelakkan.
Bagi seorang Guru sejati, ego telah hilang sama sekali. Tiada jalan untuk membawanya kembali. Karena itu, dia tidak akan melakukan tipuan gaib yang kecil itu bagi kalian. Walaupun kalian dapat kehilangan iman kalian kepadaNya karena itu, dia tidak peduli. Karena dia tidak akan menggunakan tipuan gaib kecil itu untuk menarik kalian. Dia menggunakan kebenaran Agung sebagai gantinya, logika agung untuk membuat kalian mengerti dengan jelas dan mengetahui alasan agar percaya. Dia tidak akan menggunakan cara-cara seperti "hula-hoop" untuk memikat makhluk hidup. Banyak tukang sulap dan tukang sihir dapat melakukan tipuan-tipuan ini. Kalian dapat menontonnya di arena sirkus. Bahkan sekarang di India, sebagian orang dapat melakukan hal-hal ini. Apapun yang ingin kalian makan, mereka dapat mengubahnya dari udara bagi kalian. Benda-benda itu seperti sesungguhnya. Sebagai contoh, seseorang dapat memperoleh jeruk manis bahkan di Himalaya. Saat dia mengucapkan mantera "hula-hoop," sebuah jeruk manis terwujud bagi kalian. Apapun yang kalian inginkan, dia dapat mewujudkannya. Tetapi, setelah melihat ini sejenak, kita akan bosan dengannya. Mengetahui itu bukanlah apa-apa, kita akan menjadi jemu.
Untuk mewujudkan benda-benda itu membutuhkan banyak energi dan membuat ego kita bertumbuh sehingga kita tidak dapat dibebaskan; hal itu juga akan membuang tenaga kita. Akibatnya, kita tidak dapat naik ke alam yang lebih tinggi. Itulah mengapa kita seharusnya tidak menggunakan kekuatan gaib. Sama dengan menggunakan kekuatan rohani untuk menyembuhkan penyakit. Orang-orang itu membuang banyak tenaga untuk menyembuhkan penyakit orang lain. Tenaga mereka semua dihabiskan dalam alam duniawi ini dan mereka tidak dapat melampaui tiga alam. Ambillah, sebagai contoh, sebuah pesawat udara. Kapasitas bahan bakarnya dan jarak jelajahnya semua telah diatur sebelumnya. Tetapi bila dia tidak tinggal landas, dan hanya bergerak sepanjang jalur pacu, atau bila hanya terbang di udara pada suatu ketinggian yang rendah dan kemudian berputar-putar seperti dalam suatu pertunjukkan udara, maka setelah beberapa saat, dia akan jatuh bila kehabisan bahan bakar. Dia tidak akan dapat mencapai tujuannya.
Sama dengan kehidupan kita. Jumlah waktu dan jumlah nafas bagi setiap manusia telah ditakdirkan. Berapa banyak waktu yang kita dapat gunakan untuk berlatih menjadi seorang suci juga ditakdirkan. Bila kita tidak memanfaatkan waktu dan tenaga itu untuk berlatih dengan tekun agar menjadi seorang suci, maka semua akan barakhir bagi kita. Karena waktu kita terbatas, kita harus bergegas dalam latihan kita. Tidak akan berhasil bila kita berlatih dengan santai. Berlambat-lambat tidak akan berhasil! Itu karena kita tidak mengetahui berapa banyak bahan bakar lagi yang kita miliki. Lebih baik dalam halnya pesawat terbang, dimana keadaan bahan bakar dapat diketahui. Maka sekarang juga, bergegaslah dan terbang sejauh kalian dapat. Jangan berputar-putar membuang waktu. Setelah beberapa saat, akan gelap dan jalannya akan menjadi tidak dapat terlihat. Tidak akan ada lagi bahan bakar. Maka kita akan berada dalam bahaya besar. Pada saat itu, penyesalan akan sangat terlambat!
Karena hal inilah maka saya mengatakan bahwa kita tidak boleh menggunakan kekuatan gaib. Kita tidak seharusnya menghabiskan bahan bakar kita dalam suatu pertunjukkan untuk orang lain. Setelah beberapa saat, bilamana kita jatuh di suatu tempat, tiada seorang pun akan memandang kepada kita. Ambil, sebagai contoh, halnya sebuah pesawat udara yang jatuh. Siapa yang akan menghabiskan waktu seharian berdiri di sana dan memandanginya? Sama halnya dengan kita. Saat bahan bakar kita habis dan waktu kita telah tiba, jenasah diri kita ini tetap tergeletak di sana, membengkak dengan bercak-bercak putih dan hitam. Pada saat itu tiada seorang pun ingin memandang kalian. Bahkan suami terkasih kalian tidak akan ada di sana untuk merangkul kalian sepanjang hari. Atau istri terkasih kalian akan cepat-cepat mengubur jenasah kalian; jika tidak, akan berbau. Sekalipun sewaktu hidup, kalian dapat melakukan berjuta tindakan gaib, seperti menimbulkan angin dan hujan, dan terbang di awan dan kabut, tiada seorang pun akan tertarik memandang kalian setelah kalian meninggal!
Kalian seharusnya mengerti alasan saya tidak mendorong kalian menggunakan kekuatan gaib. Karena kita berharap dibebaskan dari kehidupan dan kematian, tidak pernah kembali ke dunia ini lagi. Maka kita seharusnya tidak bermain dengan kekuatan gaib di sini. Siapapun yang menggunakan kekuatan gaib, orang tersebut menjadi paling tidak berguna! Kalian sebaiknya menjauhinya; jika tidak, kalian mungkin terpengaruh. Maka kalian mungkin bermain dengan "hula-hoops" dan lupa akan Nama-Nama Suci. Maka waktu dan tenaga kalian akan terbuang sia-sia.
Kita harus memusatkan perhatian kita pada mata kebijkasanaan, agar memungkinkan jiwa kita terbang dengan cepat. Makin cepat makin baik! Bila tidak dapat dilakukan hari ini, usahakan lagi besok. Bila masih tidak mungkin besok, maka usahakan lagi hari berikutnya. Usahakanlah setiap hari, seperti halnya burung yang baru menetas, yang belum dapat terbang dan jatuh setelah berusaha sedikit. Tetapi dia tetap berlatih setiap hari. Setelah beberapa lama, dia akan dapat terbang. Sama dengan burung roc raksasa (seekor burung legendaris Cina kuno, Arab dan seterusnya). Dia tidak dapat segera terbang setelah lahir, tetapi berangsur-angsur dapat terbang karena berlatih sendiri setiap hari. Bila seekor anak burung ditempatkan dalam suatu kurungan, tidak akan dapat terbang kelak karena ia tidak mengerti apa artinya "terbang". Sama halnya, jiwa kita memiliki kekuatan untuk terbang, tetapi tiada seorang pun mengajar kita cara melakukannya. Sekarang saya telah mengajar kalian maka kalian harus berusaha setiap hari. Kalian harus berlatih terbang setiap hari. Saat kalian berlatih sampai kalian mampu terbang, maka jiwa kalian akan bebas.
 
 sumber : http://kontaktuhan.org/meditasi/meditasi_25_kekuatan_gaib.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

]]>