MEMBUKA
MATA BATIN
Oleh dead man
10 Votes
Mengaktifkan mata, hati dan telinga batin
yang efektif adalah dengan banyak berdzikir dalam pengertian yang sangat luas.
Dzikir berarti ingat pada Tuhan. Tentu bukan sekedar nama-Nya, melainkan
hukum-hukum-Nya. Dan ketika kita sudah manunggal (kehendak) dengan Allah, atau
manunggaling kawula gusti maka kitapun diberi hak untuk melihat dan berbicara
dengan Mata dan Lidah-Nya (penjelasan tentang hal ini ada dalam hadis Qudsi
riwayat Thabrani), tentu sesuai dengan kualitas “manunggal” yang kita lakukan.
Seorang guru tasawuf mengatakan bahwa sekiranya tidak ada setan yang
menghalangi, maka manusia dapat melihat kerajaan langit. Dan salah satu cara
untuk menyingkirkan setan dalam hati manusia adalah dengan memperbanyak dzikir
atau ingat kepada Allah.
Dijelaskan, dalam hati manusia ada dua
wilayah kekuasaan. Satu wilayah dikuasai setan (nafsu jahat) dan wilayah lain
dikuasai malaikat. Dua penguasa ini tiap saat selalu berperang. Hati yang
selalu diisi dengan dzikir, wilayah setannya makin menyempit dan makin dominan
wilayah malaikatnya. Artinya, makin intensif dzikirnya, makin sempit pula
wilayah setannya. Karena itu, dzikir yang (benar-benar) dihayati dapat
memberikan pengaruh yang sangat positif bagi kesehatan fisik maupun psikis
(kejiwaan). Orang dapat terbebas dari stres, depresi, phobia dll karena tingkat
keimanannya kepada Allah.
Secara alami, orang yang rileks dan nafsunya
terkendali, ia memiliki hati yang lebih hidup. Instink pun menguat dan indera
keenamnya membuka. Getaran-getaran halus mudah masuk karena terserap oleh hati
dan qalb yang bermagnet itu. Proses ini pada puncaknya memunculkan apa yang
disebut LADUNI, suatu ilmu dan pengetahuan yang datang bukan melalui (belajar)
dengan manusia, melainkan karena kehendak langsung dari Dzat Yang Maha Kuasa.
Surat Al-Anbiya’ ayat ke : 79. Yang berbunyi
:
Fa fahhamnaha Sulaimana wa kullan ataina
hukman wa ‘ilman wa sakhkharna ma’a Dawudal jibala yusabbihna wat-tair, wa
kunna fa’ilin.
Artinya :
Maka Kami telah memberikan pengetahuan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih kepada Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.
Maka Kami telah memberikan pengetahuan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih kepada Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.
Dari makna ayat tersebut, ditinjau dari sisi
hikmah (metafisika), seseorang yang menempuh laku spiritual melalui maka insya
Allah diberikan berbagai hal. Diantaranya :
- Diberikan padanya pengetahuan dibidang
ilmu dan hukum (tentang menjawab dan memutuskan suatu persoalan yang tepat).
- Diberikan ilmu hikmah tentang rahasia alam mati dan alam hidup (digambarkan dengan kalimat gunung dan burung).
- Diberikan ilmu hikmah tentang rahasia alam mati dan alam hidup (digambarkan dengan kalimat gunung dan burung).
Salah satu dari Imam besar yang mengamalkan
doa atau amalan sebagaimana tersebut diatas adalah Imam Jalaluddin Abdurrahman
As-Suyuthi, penulis ribuan kitab kuning yang karena produktifnya sehingga
“lupa” berumah tangga.
- Dibaca sebanyak 11 (sebelas) kali dalam
satu hari satu malam. Terutamanya dibaca ketika usai shalat dan masih suci dari
hadas.
- Dibaca setelah shalat maghrib tiga kali saja. Namun untuk metode yang ini, setelah ayat tersebut, dilanjutkan dengan doa sebagai berikut :
- Dibaca setelah shalat maghrib tiga kali saja. Namun untuk metode yang ini, setelah ayat tersebut, dilanjutkan dengan doa sebagai berikut :
- YA HAYYU YA QAYYUM, YA ROBBI MUSA WA
HARUN, YA ROBBI IBRAHIMA YA ROBBI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.
- ALLAHUMMARZUQNIL FAHMA WAL ‘ILMA WAL
HIKMATA WAL AQLA BIRAHMATIKA YA ARHAMAR RAHIMI.
Artinya :
- Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Yang Maha
Kekal, Wahai Tuhannya Musa dan Harun. Wahai Tuhannya Ibrahim dan Tuhannya Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku berupa kefahaman (kemampuan memahami), dan ilmu, dan hikmah, dan akal (kecerdasan) dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
- Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku berupa kefahaman (kemampuan memahami), dan ilmu, dan hikmah, dan akal (kecerdasan) dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
Sesuai dengan artinya, seseorang yang
istikomah (rutin) mengamalkan dan bersungguh-sungguh, insya Allah rezekinya
tidak jauh dari seputar : Kecerdasan, ilmu, hikmah (bisa disebut metafisika).
Cara ke dua adalah kombinasi cara kesatu dan
cara kedua, yang hanya membaca atau mengamalkan sehari dalam jumlah 11
(sebelas) dan amalannya hanya yang surat
Al-anbiya : 79 saja, dan setelah usai shalat mahrib juga mengamalkan dengan
jumlah amalan tiga kali tetapi dengan menambah doa sebagaimana yang diamalkan
oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi.
Selain dengan cara kesatu dan kedua, cara
mengamalkannya dengan memberikan “tekanan” pada bidang-bidang khusus. Yaitu,
untuk kepentingan yang bersifat akal (kecerdasan intelektual) pada kalimat wal
‘aqla diulang sampai tiga kali, kemudian untuk yang bersifat metafisis (hikmah)
memberikan pengulangan pada kalimat wal hikmata diulang tiga kali. Silakan Anda
pilih yang mana. Yang pasti, dengan mengamalkan amalan tersebut diatas, insya
Allah Anda diberi karunia berupa aktifnya indera-indera batin.
Namun demikian jangan mengamalkan dengan
cara over dosis. Seseorang yang karena semangat untuk segera merasakan hasilnya
mengamalkannya dengan jumlah ulangan 1000 (seribu) dalam satu hari. Apa hasil
yang ia peroleh? Oleh keluarganya ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dianggap
kena gangguan jiwa disebabkan ia sering mendengar suara-suara dari atas
(langit?) sehingga sering membuatnya menangis, ketakutan dan tersenyum sesuai
suara gaib yang ia dengarkan. Dan gangguan halusinasi itu hilang dengan
sendirinya setelah ia meninggalkan (sementara) amalan yang dilakukan dengan cara
over dosis itu.
Cara sederhana membuka indera keenam versi
yang paling tradisional dapat dilakukan dengan berjaga pada malam hari.
Pengertian “berjaga” bukan berarti begadang atau tidak tidur malam hanya untuk
kepentingan menonton televisi.
Karena waktu sepertiga malam yang akhir ini
para malaikat turun ke dunia dan mencari hamba-hamba Allah yang bertobat dan
berdoa. Sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang paling baik untuk
mengutarakan segala kebutuhan dunia dan akhirat. Bagi yang muslim, jika memilih
menggunakan metode yang ini sebaiknya dilanjutkan hingga waktu subuh. Setelah
shalat subuh dilanjutkan dengan beribadah yang lain dan tidak kembali tidur
melainkan terus beraktivitas sesuai dengan profesinya, karena tidur lepas
shalat subuh berarti membuang kesempatan istimewa menyongsong malaikat yang
membagi rezeki.
Jika orang terdahulu mencari keheningan
dengan pergi ke goa atau hutan, kita dapat menemukan suasana hening dan khusyuk
itu di lingkungan rumah kita sendiri dengan cara berjaga pada sepertiga malam
yang akhir, dan dilanjutkan dengan menyongsong tugas keseharian kita sebagai
makhluk sosial. Kebiasaan bangun pagi dan menghirup udara segar dapat
menyejukkan hati dan pikiran. Saat ketenangan ada dalam jiwa, gelombang otak
kita rendah sehingga mata hati kita aktif. Dari hati yang “hidup” itu secara
alami berdampak pada terbukanya indera keenam.
Untuk membuka indera keenam itu tidak cukup
dengan ritual yang bersifat lisan (amalan doa, wirid) saja. Seseorang harus
hidup lurus dan normal jauh dari stres. Kunci untuk memperoleh hal tersebut
dengan rumus : Jangan terlalu banyak hutang kepada Tuhan dan sesama manusia.
Jika kondisi sudah mendukung, amalan (apa saja) termasuk beberapa jenis amalan
sebagaimana tersebut di atas dapat mengantarkan anda memiliki ketajaman mata
hati. Sebaliknya, walau anda rajin melakukan ritual batin namun kehidupan Anda
amburadul alias tidak normal, maka amalan batin apa saja yang ingin anda
pelajari dan ingin kuasai akan menjadi sia-sia dan tiada hasil.
Sumber
:kampussamudrailmuhikmah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar